Mobilisasi SDM

Mobilisasi SDM
Gorontalo Bisnis Training

Senin, 24 November 2014

Black Pearl Shirt

Black Pearl Kaos : Black Pearl Long Sleeve Shirt oleh Al Mustika. Pakaian muslim hitam yang terbuat dari katun, terbuka depan, lengan panjang, detil bordir di depan. Black shirt dengan bordir merinci pasangan dengan sarung warna cerah Anda.






Menemukan hal-hal keren ini di sini: http://zocko.it/LGWai

Drawstring Jogger Pants

Serut Jogger Pants : DrawString Jogger Pants oleh ZALORA. Pants terinspirasi oleh celana pelari klasik, angkatan laut ini celana warna pelari dengan tali pengikat, depan dan saku belakang, terbuat dari polyester, celana sempurna untuk sporty.



Menemukan hal-hal keren ini di sini: http://zocko.it/LGW86

Kamis, 12 April 2012

HARGA SEBUAH KEPEMIMPINAN JILID I

 HARGA SEBUAH KEPEMIMPINAN (I)

Setiap pencapaian berharga memunyai harga yang harus dibayar dengan kerja keras, kesabaran, iman, dan daya tahan.

Kepemimpinan sejati selalu menuntut harga dari setiap individu, bahkan jika kepemimpinan itu dijalankan oleh orang yang paling matang dan stabil emosinya sekalipun. Tampaknya sudah menjadi pendapat umum di dunia bahwa semakin tinggi prestasi, semakin mahal pula harga yang harus dibayar. Demikian juga dengan kepemimpinan sejati. Yesus sendiri tampaknya memikirkan hal ini ketika Ia berkata, "Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya." (Lukas 9:24a)

Sangat benar bahwa setiap pencapaian berharga harus dibayar dengan setimpal. Persoalan ini bisa diringkas menjadi satu pertanyaan dasar: Berapa banyak yang bersedia Anda bayar dengan kerja keras memeras keringat, kesabaran, iman, dan daya tahan untuk mendapatkannya?

Ted Williams -- megabintang bisbol tahun 40-an dan 50-an, namanya termasuk dalam "Hall of Fame", dan dianggap sebagai salah satu pemukul terbaik yang pernah bermain -- dikenal sebagai pemukul "alami". Sekali waktu ia pernah ditanyai tentang bakat alaminya dan langsung menjawab, "Tidak ada istilah pemukul alami. Saya menjadi seorang pemukul yang baik karena saya membayar harga berupa latihan yang terus-menerus." Bagi pengamat awam, caranya mengayunkan tongkat pemukul terlihat mudah. Demikian juga, keahlian profesional dalam kepemimpinan tidak begitu saja datang; hal itu hanya muncul melalui upaya tekun.

Mari kita pertimbangkan beberapa aspek mahalnya harga yang harus dibayar oleh orang-orang yang menduduki jabatan kepemimpinan maupun yang ingin mencapainya.

1. Kritik

Kritik adalah sebuah harga mahal yang dibayar oleh para pemimpin. Jika seseorang tidak dapat mengelola kritik, hal itu berarti pada dasarnya ia belum matang secara emosional. Kekurangan ini pada akhirnya akan muncul dan menghalangi kemajuannya dan kelompoknya mencapai tujuan bersama. Setiap pemimpin harus mengantisipasi beberapa hal semacam itu. Namun, kritik bisa berujung pada kebaikan jika sang pemimpin mampu menerimanya.

Saya dapat melihat bahwa sering kali orang-orang yang melontarkan kritikan kepada sayalah yang paling membantu saya. Betapa sulitnya menerima kritik pada awalnya, namun betapa luar biasa leganya pada akhirnya! Satu-satunya cara kita benar-benar mengenali diri kita adalah dengan umpan balik dari orang lain. Kita benar-benar tidak tahu bagaimana kesan kita di mata orang lain tanpa mereka memberitahukannya kepada kita. Oleh karena itu, kita membutuhkan tanggapan mereka.

Para penjilat membantu kita merasa lebih baik tentang diri kita, namun kita tidak benar-benar diuntungkan oleh mereka. Perubahan sejati dan pertumbuhan emosional datang saat kita menghadapi kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan diri kita sebagaimana yang dilihat oleh orang lain. Inilah harga sebuah kepemimpinan karena sang pemimpin berada dalam posisi yang paling banyak terlihat. Situasi ini membuatnya lebih rentan terhadap kritik. Namun, pemimpin yang matang mampu menangani hal ini dan membuat penyesuaian dan koreksi pribadi yang dibutuhkan. Ia mampu berkata, "Terima kasih atas kritik Anda dalam hidup saya. Hal itu telah membawa saya kepada introspeksi diri yang lebih mendalam, saya membutuhkannya."

2. Keletihan

Seseorang berkata bahwa dunia ini dipimpin oleh orang-orang yang lelah. Barangkali ada hakikat nyata dari pernyataan ini, karena para pemimpin sejati harus bersedia bangun lebih awal dan belajar lebih lama daripada generasi mereka. Beberapa orang memunyai stamina luar biasa, tetapi keletihan sering kali muncul saat mereka ingin mencapai tujuan organisasi mereka dan muncul dalam tanggung jawab kepemimpinan mereka.

Pemimpin yang bijaksana akan berusaha untuk menemukan keseimbangan dan mencari kesibukan lain -- sebuah perubahan irama hidup -- untuk mengurangi stres. Ia harus mencari beberapa hiburan yang menyenangkan. Jika tidak, pada akhirnya ia tidak lagi berguna. Anda pasti pernah mendengar ungkapan, "Aku lebih memilih terbakar habis bagi Allah daripada mati berkarat demi iblis." Semangat ini mulia dan saleh, dan pengabdian seseorang harus mengarah kepada pemikiran itu. Namun di sisi lain, jika seseorang dapat belajar bagaimana untuk bersantai sejenak alih-alih bekerja mati-matian, efektivitasnya akan berlipat ganda.

Jika seseorang benar-benar "terbakar habis", pengaruh dan kontribusinya berakhir. Perawatan kesehatan, istirahat, dan keseimbangan hidup yang tepat akan membantu pemimpin menjaga kemampuannya untuk bertahan. Namun, seorang pemimpin harus siap untuk menerima harga yang harus dibayarnya, baik secara emosional maupun jasmaniah.

Selama berminggu-minggu menulis bab ini, saya benar-benar menderita kelelahan selama pelayanan di luar negeri. Saya harus mempersingkat pelayanan di luar negeri lalu pulang ke rumah untuk istirahat dan perubahan irama hidup yang drastis. Jika saya menerapkan apa yang sekarang saya ajarkan berbulan-bulan sebelumnya lebih awal, hal ini tidak akan terjadi. "Perubahan irama" merupakan kebutuhan mutlak bagi pemimpin yang ambisius.

3. Waktu untuk Berpikir

Harga lain yang harus dibayar oleh para pemimpin Kristen adalah waktu yang harus disisihkan untuk berpikir kreatif dan merenung. Kita jarang menganggapnya sebagai harga yang harus dibayar, namun demikianlah adanya. Kebanyakan orang terlalu sibuk meluangkan waktu untuk benar-benar berpikir.

Demi suatu tujuan, banyak pemimpin ingin bergerak maju tanpa membayar harga untuk berpikir demi menentukan cara terbaik untuk mencapai tujuan. Benar bahwa "solusinya bukanlah bekerja lebih keras, melainkan bekerja lebih cerdas."

Kebanyakan upaya yang berhasil hanya diraih setelah berjam-jam pemikiran yang mendalam dan penelitian yang cermat.

4. Kesendirian

Harga keempat yang harus dibayar oleh pemimpin -- yang jarang kita perhatikan -- adalah kesediaan untuk sendirian karena ia telah kehilangan kebebasannya dengan melayani orang lain. Seorang pemimpin sejati mendukung minat, gagasan, dan cita-cita para anggotanya. Pada saat yang sama, pemimpin yang efektif harus berjuang untuk menunaikan potensi dan cita-citanya tanpa terserap ke dalam kelompok. Ini membuatnya hidup dalam kesendirian yang seimbang, berada di antara dirinya dengan kelompoknya, karena dia perlu memerhatikan orang lain sekaligus mengasingkan diri dari mereka.

Semua pemimpin tangguh bersikap demikian karena mereka mampu menyamakan diri dengan kelompoknya tanpa menjadi "salah satu dari mereka." Seorang pemimpin harus siap untuk melangkah menjauh dari rombongan dan menyendiri. Yesus sering kali melakukan hal ini dalam pelayanan-Nya. Meskipun sang pemimpin pada dasarnya adalah orang yang ramah, pada saat yang bersamaan ia harus siap untuk menempuh jalan kesendirian.

Sang pemimpin harus dapat menjalin persahabatan, namun ia harus cukup matang dan cukup tegar untuk berdiri seorang diri, bahkan jika ada banyak yang menentangnya selagi menjalankan tugasnya.

Penelitian mendalam tentang tokoh-tokoh Alkitab yang sangat diberkati dan dipakai Allah mengungkapkan bahwa mereka lebih sering menjadi orang-orang dalam kesendirian. Para nabi, misalnya, benar-benar kesepian; mereka sering kali disalahartikan dan menjadi ancaman bagi masyarakat karena teguran langsung mereka terhadap perilaku masyarakat. Sekarang pun sama saja, pengkhotbah yang kesepian adalah seseorang yang berkata "Beginilah bunyi firman Allah" dan mengajak orang-orang untuk bertobat.

Salah satu alasan sulitnya menanggung kesendirian adalah secara emosional para pemimpin mungkin membutuhkan orang lain. Oleh karena itu mereka tidak mampu bersikap individualis.

Alasan lain mengapa kesendirian begitu sulit dalam kepemimpinan adalah karena Allah menciptakan manusia sebagai makhluk sosial. Naluri dasar dalam kepribadian manusia adalah kebutuhan untuk "dirangkul" dan diterima oleh rekan-rekan sebaya. Keinginan untuk dekat dengan orang-orang dan berbagi beban tanggung jawab itu wajar. Sebagai seorang pemimpin, sulit jika harus membuat keputusan yang memengaruhi hidup orang lain. Para pemimpin sering kali memisahkan diri, itulah harga mahal yang harus mereka bayar.

5. Identifikasi

Seorang pemimpin tidak saja harus menjadi seorang diri dan terasing pada waktu yang bersamaan, namun secara berlawanan ia juga harus menyamakan diri dengan kelompoknya. Ia harus selalu berada di depan kelompoknya, namun secara bersamaan berjalan bersama orang-orang yang dipimpinnya. Ini dapat menjadi suatu perbedaan tipis. Pasti ada jarak antara sang pemimpin dan para anggotanya. Penting bagi sang pemimpin untuk mengetahui prinsip ini, namun tetap mampu berhubungan dengan rekan-rekannya.

Supaya efektif, sang pemimpin tidak dapat berlari terlalu jauh mendahului kelompoknya. Alkitab dipenuhi ilustrasi yang menggambarkan para pemimpin yang menyamakan diri dengan kelompoknya. Contoh yang paling tepat adalah Tuhan Yesus, yang sering berbagi sukacita maupun dukacita dengan orang-orang. Penderitaan dan kematian-Nya di kayu salib adalah perlambang identifikasi-Nya dengan umat manusia. Rasul Paulus mengatakan ia akan menjadi seperti orang Yahudi atau seperti orang Yunani atau seperti hamba supaya memenangkan masing-masing (1 Korintus 9:19-23).

Jadi, dalam hal tertentu, pemimpin sejati harus membayar harga untuk mendekatkan diri, menjadi bagian kelompok. Ini berarti ia harus bersedia untuk menjadi pribadi yang jujur dan terbuka. Rasa kemanusiaannya harus muncul. Ia tidak boleh terlihat seperti robot, pribadi yang kaku seperti mesin yang takut mengungkapkan dirinya yang sebenarnya.

Untuk menyamakan diri dengan kelompok, sang pemimpin harus membayar harga untuk meluangkan waktu mengenal para anggotanya -- untuk berbagi perasaan, kesuksesan, maupun kegagalan. Karena sebagian besar tujuan tidak dapat diraih seorang diri, kelompok harus dijadikan tumpuan. Sang pemimpin harus menyadari kekuatan kelompok, bersedia untuk membuat kelonggaran, dan memimpin dengan kasih tanpa kehilangan visi akan sasaran jangka panjang.


KUTIPAN

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mendapatkan prestasi yang luar biasa dari orang biasa. (Brian Tracy)

Minggu, 11 Maret 2012

"TUJUAN UTAMA BERDOA"


Tujuan Utama Berdoa


Shalom,

Apakah Anda sering bertanya-tanya dalam hati, "Mengapa doa saya tak kunjung dijawab?" Apabila iya, Anda tidak sendiri. Di luar sana banyak orang Kristen yang bertanya-tanya mengapa doa mereka tak kunjung mendapat jawaban. Dalam edisi kali ini, kita akan membicarakan tentang tujuan berdoa. Ya, tujuan berdoa. Bagaimanapun juga, setiap doa pasti memiliki tujuan tersendiri dan tujuan itulah yang menentukan jawaban doa. Doa bukan hanya berbicara tentang meminta sesuatu kepada Tuhan, namun doa merupakan sarana untuk berhubungan intim dengan Tuhan. Selamat membaca dan berdoa!

Saat Tuhan bicara pada saya Agustus tahun lalu, dan mengungkapkan mandat "Misi ke seluruh
Suku terabaikan Injil di Indonesia bahkan seluruh dunia" tentang menjangkau dunia dengan Injil , Dia juga menunjukkan pada saya kunci penting untuk mencapainya.

Dengan seluruh roh, jiwa, dan tubuh saya, saya menjadi yakin bahwa satu-satunya cara
agar  mampu memenuhi mandat ini adalah melalui "Doa yang terfokus dan terpadu".

Yang saya maksudkan dengan doa "terpadu" bukan hanya datang bersama-sama. Doa terpadu maksudnya berpadu dalam satu pikiran, satu hati, satu tujuan dengan kehendak dan rencana Tuhan.

Salah satu alasan mengapa gereja mula-mula mengalami terobosan kuasa saat mereka berdoa adalah, karena mereka bersatu dan sehati. Para murid bertekun "dengan sehati dalam doa bersama-sama" (Kisah Para Rasul 1:14). "Ketika tiba hari pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat" (Kisah Para Rasul 2:1). "Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa" (Kisah Para Rasul 4:32).

Diperlukan manifestasi supernatural dari Tuhan, dalam menjawab doa orang percaya, untuk menghancurkan benteng-benteng dan tawanan-tawanan musuh yang membutakan kumpulan orang dari kebenaran Injil.

Inilah alasan utama kami menggerakkan ribuan pendoa syafaat yang terus berlipat ganda di seluruh dunia! Kunci untuk melepaskan aliran kuasa Tuhan dalam hidupmu, terletak dalam kebenaran Tuhan yang dibukakan bagi kita yaitu tentang "keintiman yang berkuasa".

Kuasa tidak bangkit dalam kata-kata. Kuasa bangkit melalui hubungan!

Berdoa yang berdasarkan pengetahuan atau mengikuti suatu "rumus" doa tidak menghasilkan apa pun. Banyak orang Kristen berdoa tapi mereka tidak punya kuasa! Mereka mengatakan hal-hal yang benar. Mereka mencoba mengikat kuasa musuh. Mereka mencoba mengalahkan kuasa-kuasa gelap dan penguasanya, memerintahkan setan melepaskan ikatannya, tapi kuasa Tuhan tidak termanifestasi. Doa mereka hanya kata-kata tulus, tapi tanpa kehidupan. Tanpa kuasa yang sesungguhnya.

Apakah ini Pengalaman Anda Juga?

Sebelum gereja Kristus Yesus dapat mengalami kuasa Tuhan mengalir melalui kita untuk memenuhi kebutuhan mendesak dalam dunia ini, dalam jam ini, kita harus punya hubungan yang intim, pribadi, dan mendalam dengan Tuhan. Satu-satunya cara, kita dapat memiliki hubungan yang intim adalah dengan mengembangkannya melalui doa. Paulus mengatakannya dengan indah dalam Filipi 3:10 -- "yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya".

Apakah Tujuan Utama Doa?

Tujuan utama doa bukanlah permohonan agar Tuhan memberikan keinginan kita.

Doa bukan hanya berdiri sebagai perantara untuk orang-orang yang dikasihi atau orang yang belum diselamatkan melalui doa syafaat.

Doa bahkan bukan memerangi kuasa-kuasa jahat atau penguasa-penguasa dalam perang rohani demi umat atau demi negara.

Semua ini tentu saja penting. Hal-hal ini sungguh-sungguh tidak bisa dihilangkan dari doa. Tuhan telah memanggil kita untuk menjadi pengantara bagi dunia yang sekarat dan terhilang ini.

Bagaimanapun ada tujuan yang lebih agung dan mulia untuk berdoa.

Tuhan rindu kita hidup setiap hari, setiap saat, dalam hubungan yang dekat dan intim bersama-Nya. Dia ingin kita mencari Dia, bukan hanya apa yang kita inginkan dari Dia, Kuasa-Nya, anugrah-Nya, atau apa yang akan dia perbuat bagi kita. Hal-hal ini akan datang sebagai hasil dari hubungan kita.

Saat kita mengenal dia dengan intim, hidup-Nya sendiri akan masuk dalam kita dan mengubahkan kita.

Kristus Ingin Anda Menjadi Satu Dengan-Nya

Sekali kita masuk dalam ruang hubungan dan persekutuan dengan Tuhan, kita masuk dalam "Keintiman Berkuasa", di mana kita berada dalam posisi memintakan pengampunan untuk orang-orang yang kita kasihi, untuk yang terhilang, untuk kota kita, untuk jendela 10/40, untuk dunia, semua dalam posisi baru yang penuh kuasa.

Ini adalah hubungan Kristus yang kuat, intim, dan penuh kuasa dengan Bapa-Nya. Dia menghabiskan bertahun-tahun untuk berdoa. Sering kali Dia menghabiskan waktu semalaman berdoa.

Yesus berkata "Aku dan Bapa-Ku adalah satu" (Yohanes 10:30). Dia berkata kepada para murid, "... Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya." (Yohanes 14:10) Yesus berkata "Bapalah ... hidup tinggal ... menetap ... dalam-Ku, menyatakan kuasa-Nya melalui Aku".

Dalam doa Imam Agung-Nya untuk gereja, Kristus berdoa, "agar mereka menjadi satu, sama seperti Kita" (Yohanes 17:11). Dia minta kepada Bapa "supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku, dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya,bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku" (Yohanes 17:21).

Kristus menginginkan kita juga memiliki hubungan yang berkuasa yang dimiliki Kristus dengan Bapa, di mana mereka menjadi Satu. Dan Dia membuatnya mungkin dicapai!

Pada saat-saat terakhirnya bersama para murid, sebelum disalibkan, Yesus berkata "tinggallah di dalam-Ku, dan Aku di dalammu. Seperti carang tidak dapat berbuah tanpa tinggal di pokok, demikianlah kamu pun tidak dapat berbuah kecuali engkau tinggal di dalam-Ku."

Keintiman yang Berkuasa Melalui Doa Adalah Kuncinya!

Hubungan dan persekutuan yang utuh dengan Kristus dan Bapa melalui Roh Kudus, membebaskan kuasa-Nya untuk menghasilkan buah,menyembuhkan yang sakit, mengusir setan, dan membangkitkan orang mati.

Yesus berkata, "Jika engkau hidup di dalam-Ku, tinggallah dalam persekutuan dengan-Ku, dan firman-Ku tetap di dalam hatimu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." (Yohanes 17:7-8)

Kunci untuk melepaskan kuasa Tuhan mengalir melalui rasul Paulus adalah hubungannya yang intim dengan Kristus. Kuasa Tuhan begitu nyata melalui dia, sehingga bahkan saputangan Paulus yang ditaruh di tubuh orang yang sakit dapat menyembuhkan mereka, dan iblis pun dapat diusir. (Kisah Para Rasul 19:11-12) Hidup Allah mengalir melalui Paulus, bukan karena dia sendiri, atau karena kebenarannya, tapi karena dia memiliki hubungan yang intim dengan Kristus, di mana Paulus telah "menjadi satu dengan Dia".

Paulus tahu dia di dalam Kristus dan Kristus hidup di dalamnya. Dia dapat berkata "Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku, dan menyerahkan diriNya untuk aku." (Galatia 2:20) Dalam kata lain, Paulus berkata "bukan lagi aku, Kristuslah yang hidup di dalamku dan melalui aku. Sesungguhnya aku bersatu dengan-Nya dan Dia hidup dan tinggal didalamku! Inilah hidup-Nya ... firman-Nya ... kuasa-Nya ... pekerjaan-Nya!

Kuasa Keintiman!

Dalam hubunganmu dengan Kristus, dapatkah Anda berkata, "Bukan lagi hidupku, kehendakku, keinginanku, tapi Kristus yang hidup di dalamku?"

Dapatkah Anda berkata, "Aku satu dengan Kristus, dia hidup dan tinggal di dalamku, dan aku hidup dan tinggal di dalam-Nya?"

Dikuasai dengan Kerinduan Pada Kristus!

Tujuan utama doa dalam untuk membawa Anda dalam kuasa keintiman, di mana Anda mengenal Kristus dengan intim.

Tujuan utama doa adalah untuk membawamu dalam hubungan dengan Tuhan, di mana Anda mendapat pernyataan baru tentang Dia dan kuasa-Nya yang bekerja di dalammu.

Tujuan utama doa adalah untuk membawamu ke dalam hadirat Tuhan, di mana hidup-Nya, kehendak-Nya, pikiran-Nya, kasih-Nya, kuasa-Nya, dinyatakan dan mengalir melalui Anda.

Ambillah langkah pertama ini sekarang.

Jadikanlah tujuan utama doa Anda menjadi keinginan untuk masuk dalam hadirat-Nya, dan kembangkanlah hubungan yang intim di mana Anda menjadi satu dengan-Nya. Milikilah kelaparan dan kehausan yang dalam seperti yang dimiliki Paulus, untuk mengenal Kristus dalam semua kepenuhan-Nya!

Jangan mencari benda-benda.
Jangan mencari kuasa-Nya.
Jangan mencari pemberian-Nya.
Jangan mencari manifestasi.

Milikilah kerinduan untuk mengenal Kristus secara intim dan hidup dalam persekutuan yang utuh dengan-Nya.

Saudara-saudara yang kekasih, dari sinilah kita harus mulai kalau kita sungguh-sungguh mau mengenal kuasa doa dan dipakai Tuhan untuk mem
pengaruhi dunia melalui doa-doa kita! 
SALAM KASIHSAYA,

EFRAIM MATANDATU